Metro – Kota Metro terus berjuang agar bisa menjadi kota literasi dan juga inklusif. Hal tersebut terungkap dalam Peluncuran Buku 85 Tahun Kota Metro di Rumah Informasi Sejarah,Sabtu Sore (11/6/2022).
Diskusi bertema literasi,Inklusi dan Peomosi Kota ini dimoderatori pegiat literasi Amin Budi Utomo ini menghadirkan narasumber Bunda Literasi Metro Silfia Naharani,Anggota DPRD Metro Ancilla dan Kajari Metro Virginia.
Silfia Naharani mengatakan bahwa budaya literasi harus dikembangkan bersama dan pemerintah ikut didalamnya agar muncul budaya literasi yang kuat.
Disamping itu ia juga bersama-sama PKK dan organisasi lainnya untuk melakukan literasi agar bangga menggunakan produk-produk UMKM lokal lewat kampanye Metro Bangga Beli.
Sementara Anggota DPRD Metro Ancila berpendapat bahwa Metro harus terus berusaha dan bekerja untuk menjadi kota yang inklusif.
“Saya berharap Kota Metro ini menjadi milik kota untuk semua tanpa diskriminasi dan tercermin dalam fasilitas publik yang juga ramah terhadap disabilitas,”jelasnya.
Dirinya juga berharap kedepan pengembangan literasi di Kota Metro akan semakin berkembang dan melahirkan banyak karya baru dari para penulis lokal.
Kepala Kejaksaan Negeri Metro Virginia mengatakan bahwa peran kejaksaan dalam pengembangan budaya literasi hukum dengan membentuk budaya literasi lewat pendidikan hukum di masyarakat sebagai upaya agar tidak semua perkara berujung dipengadilan.
“Disamping itu lewat pendidikan hukum masyarakat bisa mencegah tindak kejahatan dalam rangka melahirkan ketertiban,”jelasnya.
Adi Setyawan dari Pensil Bersejarah menjelaskan perkembangan kota literasi salah satunya dipengaruhi oleh kehadiran penerbit lokal.
“Pensil Bersejarah kebetulan adalah penerbit satu-satunya di Metro yang menjadi anggota Ikatan Penerbit Indonesia,”ujarnya.
Turut hadir dalam diskusi ini Wakil Walikota Metro Qomaruzaman,Ketua DWP AC Yuliwati,Kadiskominfo Kota Metro,Sekretaris PTSP,Ketua IDI Metro,para penulis dan pegiat literasi. (VIP)