Metro — Pemerintah Kota (Pemkot) Metro mengandeng Coca-Cola Europacific Partners untuk menciptakan kota bersih tanpa sampah.
Wali Kota Metro, Wahdi Sirajuddin mengatakan, saat ini Metro telah mengembangkan pusat daur ulang (PDU) sampah. Sehingga, kota bersih tanpa sampah dapat terwujud.
“Kita tidak hanya soal PDU saja, namun kita bicarakan soal kerja keroyokan untuk mengurus lingkungan. Artinya dengan pentahelik, baik dari pemerintah, akademisi, comunitas dan corporate. Serta peran penting media dalam mensosialisasikan ke masyarakat. Kemudian kita bicarakan dunia tanpa sampah,” kata dia, Kamis, 07 April 2022.
Menurutnya, saat ini Coca-Cola melihat Metro yang dapat menjadi contoh kabupaten kota untuk merealisasikan kota bersih tanpa sampah.
“Dalam hal ini PDU itu banyak manfaatnya. Selain menjadi tempat edukasi tentang lingkungan, PDU juga mampu mengolah sampah sebanyak 10 ton dalam sehari,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Head of Corporate Affairs Coca-Cola Europacific Partners, Dhedy Adi Nugroho mengatakan, perlu dilakukan beberapa metode pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat sehingga dapat menciptakan peningkatan suatu ekonomi.
“Nantinya bukan hanya mengumpulkan sampah saja, tetapi mengolah sampah menjadi aspek ekonomi yang terus berputar. Jadi kita akan kerjasama dan kedepan kita ingin bersama-sama, kami juga dibantu boleh Itera, BNI, Bank Sampah Induk, PKK dan Bank Sampah yang sudah terbentuk di Kota Metro,” kata dia.
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya digandeng Pemkot Metro untuk mengaktifkan kembali serta memberikan edukasi ke masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga.
“Jadi PDU nanti akan menjadi Bank Sampah Induk, proses nya kita akan bersama-sama. Nah, kebetulan juga PDU di Metro ini termasuk salah satu dari empat yang ada di Indonesia. Sehingga, bisa menjadi pilot proyek di Sumatra bahkan secara nasional,” ujarnya.
Kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro, Yerry Noer Kartiko mengatakan, PDU yang saat ini beroperasi jika dilakukan percepatan proses dapat mengolah 20-30 ton sampah perhari.
“Nah, disitu nanti ada pengolahan sampah kompos dan sampah plastik yang nantinya di cacah sehingga bisa dijual. PDU ini nantinya akan menjadi salah satu bank sampah induk, dimana sampah-sampah sebelum masuk ke TPA akan diolah dulu di PDU kemudian yang dibuang ke TPA itu nanti yang residu nya,” kata dia.
Dengan demikian, lanjutnya, sampah yang masuk ke TPAS Karangrejo itu sampah yang benar-benar tidak ada nilai manfaatnya lagi. Sehingga bisa memperpanjang usia pakai TPAS dan menjadi penambahan nilai ekonomis nya juga.
“Kemudian untuk UM Metro juga sudah kita masukkan kerjasama ke SNV untuk penelitian verni kompos. Nah, itu nanti pengomposan dengan menggunakan cacing yang medianya lumpur tinja yang disedot. Nanti itu di kombinasikan oleh kompos yang di hasilkan oleh PDU,” ungkapnya.
Yerry mengungkapkan, saat ini sampah yang masuk ke TPAS Karangrejo dalam sehari bisa mencapai 70-80 ton.
“Artinya, jika sampah yang ada sudah di olah terlebih dahulu maka yang masuk akan berkurang. Kita sehari bisa 16 kontainer yang masuk, itu meliputi sampah rumah tangga, pasar, dan tidak sedikit juga dari perkantoran dan rumah sakit,” ungkapnya. (fgp)